Pejuang Kompos MPH

Awal bulan Mei yang lalu merupakan peringatan hari kesadaran untuk mengompos di berbagai belahan dunia. Berkaitan dengan itu, kami perkenalkan sosok yang telah berperan aktif dalam gerakan mengompos di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar. Jro Sri Umayanti, Pejuang Kompos, seorang Eco Champion dari Bali.
Kegiatan pengomposan di Desa Pejeng diawali oleh kader kebersihan yang dipimpin oleh Jro Sri sekitar akhir tahun 2019. Saat ini bahan-bahan organik dari 6 Banjar se-Desa Pejeng sudah dipisahkan dari bahan anorganik. Dalam proses pengomposan, bahan organik dari rumah tangga warga dicacah lalu ditumpuk. Dalam 3 bulan, bahan-bahan organik tersebut dialiri udara dan dibolak-balik secara teratur hingga menjadi kompos murni. Di fasilitas TPS 3R Desa Pejeng, Jro Sri beraktivitas bersama 35 orang yang saling berbagi peran.
Pada awalnya, Jro Sri dkk. menyusun bahan-bahan organik dalam wujud gundukan. Saat itu, mengompos menjadi aktivitas yang melelahkan. Kedatangan program Merah Putih Hijau (MPH) membawa inovasi dalam proses produksi kompos, yaitu menambahkan blower untuk mengalirkan udara secara rutin pada kompos. Susunan bahan-bahan organik pun diubah menjadi tumpukan horizontal memanjang menyesuaikan pipa blower. Pengenalan teknologi dan teknik mengompos oleh MPH telah meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses mengompos di Desa Pejeng.
Kompos yang sudah jadi akan didiamkan selama 1-2 minggu. Setelah itu kompos matang akan diayak untuk mendapatkan tekstur terbaik. Kompos lembut hasil pengayakan sudah siap dipasarkan dan langsung dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bercocok tanam di rumah. Berawal dari sebuah aktivitas sukarela, saat ini Jro Sri dkk. mampu menghasilkan produk kompos yang permintaannya tidak pernah surut. Setiap bulan, fasilitas di Desa Pejeng mampu memproses 13 ton bahan organik untuk dijadikan kompos.
Selain mengompos, Jro Sri juga menginisiasi aktivitas bank sampah di lokasi yang sama. Meskipun dalam menjalankan pengelolaan sampah organik dan anorganik mengalami banyak dinamika dan tantangan, Jro Sri tidak pernah mengendurkan semangat.

“Tanah yang kita pijak adalah PERTIWI kita dan tidak ada hak kita untuk mengotorinya. Warisan termahal untuk anak cucu kita adalah alam yg indah, sehat dan bersih sehingga mereka hadir untuk meneruskan semua itu kelak dikemudian hari. Berjuang untuk itu bukanlah hal yg mudah karena harus ada niat dan keinginan yg tulus didalamnya”.
Selain mendampingi pengelolaan sampah di Desa Pejeng, MPH juga menginisasi pengomposan skala besar di Temesi Recycling Center, Kabupaten Gianyar. Saat ini produksi kompos di Temesi sudah dimanfaatkan oleh banyak petani di Bali.
International Compost Awareness Week pertama kali dicanangkan di Canada pada tahun 1995. Tahun ini ICAW berlangsung serentak pada tanggal 2-8 Mei 2021. ICAW AS mengambil tema “Grow, Eat, Compost … Repeat”. Sedangkan ICAW Australia bertema “Better Soil, Better Life, Better Future.”
Video credit : Nikolas Leonard-Artha