Menggerakkan Pengelolaan Sampah Desa Bresela

Fasilitas Pengelolaan Sampah di Desa Bresela telah mulai beroperasi sejak November 2021. Bangunan dan prasarana pengelolaan sampah TPS 3R Bhakti Pertiwi merupakan wujud sumbangsih PT SUCOFINDO dan Yayasan Bumi Sasmaya dalam mendukung pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber di Desa Bresela. Pada acara Peresmian TPS 3R Bhakti Pertiwi, Selasa (31/5) kemarin, Perbekel Bresela Wayan Dirka menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung pembangunan TPS 3R Bhakti Pertiwi Desa Bresela.

Saat ini TPS 3R Bhakti Pertiwi telah beroperasi secara penuh untuk mengelola sampah warga beserta sejumlah unit bisnis yang beroperasi di Desa Bresela. Sejak mulai beroperasi hingga April 2022, sebanyak 4.555 kg material organik dan non-organik berhasil dikelola di TPS 3R Bhakti Pertiwi. Sedangkan 9.162 kg sampah residu dari warga telah dikirim ke TPA Temesi.
Sinergi antara Pemerintah Desa, BUMN, dan lembaga non-profit ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Gianyar. “Kami harap bantuan-bantuan semacam ini dapat diberikan kepada desa-desa lain di Gianyar. Yang mana saat ini hampir 60% sudah memiliki TPS 3R,” kata I Wayan Sadra sebagai Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Gianyar yang hadir dalam Peresmian TPS 3R Bhakti Pertiwiuntuk mewakili Bupati Gianyar.
“Program ini merupakan wujud dari kepedulian lingkungan PT SUCOFINDO dan juga dukungan terhadap pilot project dalam proses end-to-end produksi kompos dari sampah organik, sehingga nantinya dapat menghasilkan keuntungan,” kata Budi Hartanto, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT Sucofindo usai peresmian TPS 3R Bhakti Pertiwi.

Dalam masa-masa awal operasionalisasi TPS 3R Bhakti Pertiwi, masih banyak tantangan yang dihadapi. Dari 554 KK, belum semuanya berlangganan layanan pengelolaan sampah yang menjadi unit usaha dari BUMDes Swarna Giri Bresela ini. Sebagian besar sampah yang diambil oleh armada pengangkutan sampah masih tercampur. Selain itu, volume sampah residu yang dikirim ke TPA Temesi pun masih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemisahanan material dan sampah di rumah warga belum maksimal.
Untuk memperbaiki kinerja pengelolaan sampah Desa Bresela, Kader Kebersihan Desa Bresela–yang juga disebut tim 9, secara rutin telah melakukan sosialisasi pemisahan sampah menjadi tiga jenis di ketiga Banjar Desa Bresela. Sebagai ujung tombak pengelolaan sampah berbasis sumber di Desa Bresela, Kader Kebersihan juga memerlukan dukungan dari Desa Adat dan Desa Dinas untuk selalu mengingatkan warganya agar melakukan pemisahan sampah di rumah masin-masing. Di sisi lain, kinerja pegawai TPS 3R Bhakti Pertiwi pun selalu ditingkatkan dengan bimtek dan pendampingan intensif oleh Project Manager Merah Putih Hijau.
Saat ini secara rutin, kader kebersihan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk sosialisasi pemisahan sampah sebanyak 7x per bulan. “Dengan begitu, kita coba tingkatkan target pemisahan sampah dari sumbernya hingga 70% tahun ini. Untuk mendukung target tersebut perlu disertai penegakan perarem (aturan adat) yang dikomandoi oleh para Bendesa (Kepala Desa Adat),” kata Jro Dewi Kusumawati selaku Project Manager untuk program MPH di Desa Bresela.
Harapannya, dengan menerapkan program Merah Putih Hijau, partisipasi warga dalam layanan pengelolaan sampah bisa mencapai 90% di akhir 2022. Selain itu, pembuangan sampah residu ke TPA Temesi dapat ditekan hingga tersisa 10-15%.
