MPH memulai penjajakan di Desa Tampaksiring pertengahan tahun 2021. Tampaksiring adalah salah satu kawasan yang sudah dikenal sebagai Ikon Pariwisata dengan jumlah penduduk lebih dari 11 ribu jiwa. Hal ini menjadi pertimbangan bagi MPH untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah mereka dan disambut dengan sangat antusias oleh Kepala Desa. Kepala Desa mengakui pendampingan dan edukasi adalah hal utama yang harus dilakukan.

    Pertemuan seluruh pemangku kebijakan dilakukan guna memperkenalkan program MPH dan dilanjutkan dengan perjanjian kerjasama pada Oktober 2021. Selanjutnya, Kepala Desa dan Kepala Kewilayahan mulai mempertemukan kami dengan komunitas-komunitas pecinta lingkungan yang ada di setiap banjar. Total 14 banjar yang ada sudah memiliki komunitas masing-masing dan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan. Hal ini terlihat program dapat berjalan dengan tanpa hambatan namun yang terjadi masih banyak hambatan dan tantangan tidak diharapkan. Ketika komunitas melakukan gerakan bersih bersih tanpa diiringi dengan edukasi dan regulasi diharapakan masyarat belajar dan mau mengubah perilakunya dalam pengelolaan sampah.

    Namun ternyata masih ada masyaratkat yang tidak menganggap maksud baik tersebut menjadi teladan. Masyarakat mengartikan jika mereka tetap buang sampah di got atau tidak pada tempatnya tidak masalah karna akan ada komunitas yang akan membersihkan. MPH memulai pergerakan di Banjar Tegal Suci dengan melakukan Bimbingan Teknis (BIMTEK) kepada perwakilan dari komunitas “Sepit” dan ibu-ibu ketua kelompok banjar. Selanjutnya, program MPH dalam pemisahan sampah menjadi 3 jenis ( Organik, Anorganik, dan Residu) kerap dikumandangan menggunakan pengeras suara oleh Ketua adat (Bendesa) guna mengingatkan masyarakatnya. Mengubah mindset masayrakat dan perilaku masyarakat (behavior change) memang selalu menjadi tantangan unik yang selalu dihadapi dan menjadi tantangan untuk kami selalu berusaha menjadi lebih baik.