SOLUSI SIRKULAR MENGATASI TANTANGAN KEBERLANJUTAN
Mendampingi desa dalam menanggulangi krisis sampah dengan menerapkan praktik ekonomi sirkular.
TANTANGAN KEBERLANJUTAN
Sistem pengelolaan sampah konvensional hanya memindahkan masalah sampah, namun tidak menuntaskan
- Pengelolaan sampah terpusat tidak efisien dalam mengembalikan nilai ekonomi material.
- Praktik kumpul-angkut-buang memperpendek umur TPA.
- Penumpukan sampah tercampur, pembakaran sampah, dan pembuangan liar.
- Pekerja pengelolaan sampah tidak memiliki status hukum dan menerima upah minimum.
- Pemerintah Daerah tidak dapat mempertahankan operasional teknologi berbiaya tinggi.
- Penegakan aturan Pengelolaan Sampah yang tidak konsisten dengan Undang-undang.
PENDEKATAN MPH
Kami memandu desa untuk mandiri dalam menegakkan aturan dan mengelola keuangan pengelolaan sampah
- Pemisahan material dari sumbernya merupakan kunci pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
- Sebanyak 90% material sisa konsumsi rumah tangga dapat didaur ulang dan masuk ke skema ekonomi sirkular.
- Sistem pengelolaan sampah partisipatif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kepemilikan fasilitas oleh masyarakat.Â
- Menumbuhkan dan memberdayakan kepemimpinan perempuan.
- Menciptakan keberlanjutan ekonomi produktif warga desa.
- Mengembangkan perputaran modal di dalam desa sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Â
Apa Yang Kami Lakukan
Untuk mengatasi krisis sampah di Pulau Bali, kami memiliki misi untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA hingga 90%. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami mendampingi desa dengan melakukan tiga kegiatan berikut:
Kami mendampingi desa melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber dengan prinsip #PemisahanAdalahKunci.
Kami mengedukasi masyarakat dengan membentuk tim penggerak untuk mendukung sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kami menciptakan keterhubungan antara sistem pengelolaan sampah dengan aktivitas ekonomi produktif masyarakat
Kontribusi MPH untuk SDG

Dalam kurun 2019-2022, MPH berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 26.452 ton





Dulu sampah di Pejeng masih tercampur. Kami ambil bisa 3 truk satu hari dan masih dibuang di TPA liar. Setelah berkolaborasi dengan MPH, kami bisa menghasilkan kompos yang komposisinya seperti kopi, halus sekali. Sampah residu sementara ini kami masih buang ke TPA. Kalau dulu 3 kali tiap minggu ke Temesi, sekarang hanya sekali.
Ni Ketut Sri Umayanti
Manager Fasilitas TPS 3R Desa Pejeng
Kamu Juga Bisa Terlibat
Dukung kami dalam mendampingi desa untuk mencapai pengelolaan sampah dan material yang mandiri dan berkelanjutan!
Partner
Kami bekerjasama dengan berbagai pihak dari pemerintah daerah, perusahaan swasta dan publik, organisasi non-pemerintah dalam mencegah sampah masuk ke lingkungan, meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat
Kisah Pengelolaan Sampah
Panen Padi Hasil Pertanian CERDAS
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting...
Read MorePencapaian MPH Pada Tahun 2022
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting...
Read MoreKunjungan Desa Sayan ke Desa Pejarakan
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting...
Read More